FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Mata Kuliah :
Jaringan Komputer Lanjut
Tugas : Membangun Sebuah Server VoIP.
Oleh :
Nama Anggota kelompok :
Alvin Maycelino (50415579)
Andi Yogaswara (50415688)
Dian Pramesti (51415848)
Khalidsyah K.P (53415572)
Yudha S. G (57415313)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi merupakan segala macam sarana
yang menyediakan barang yang diperlukan untuk kenyamanan dan kelanjutan hidup
manusia.Teknologi akan selalu berkembang seiring dengan rasa ketidak puasan
manusia dalam menjalani hidupnya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan
salah satu yang berkembang dengan pesat. Hal ini tidak lain karena dukungan
jaringan internet yang sudah banyak tersedia dimana-mana.
Komunikasi sudah menjadi sebuah kebutuhan
mutlak pada saat ini. Sarana komunikasi yang baik dibutuhkan untuk mendukung
terciptanya komunikasi tersebut. Salah satu penyedia layanan komunikasi yang
umum digunakan adalah Public Switched
Telephone Network (PSTN). Salah satu teknologi yang dapat menjadi
alternatif untuk kebutuhan komunikasi adalah Voice Over Internet Protocol (VoIP).
VoIP merupakan teknologi yang dapat
melakukan panggilan suara, video dan data melalui jaringan internet. Teknologi
ini dapat diterapkan untuk memanfaatkan jaringan internet yang ada selain hanya
untuk sekedar mentransmisikan sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam bentuk
digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirim dengan
menggunakan platform IP (Internet
Protokol). Tekonologi VoIP ini tumbuh dengan cepat dan populer karena dapat
membuat biaya panggilan telepon menjadi lebih murah bila dibanding dengan
menggunakan jaringan PSTN. Tetapi dalam pengembangannya, VoIP mengalami kendala
untuk membuat kualitas VoIP setara dengan PSTN. [1]
Semakin besarnya pengguna layanan VoIP,
menuntut sebuah server yang memiliki
spesifikasi sumber daya yang cukup tinggi. Karena, selain faktor bandwith,
dalam sistem VoIP performa server
sangat berpengaruh pada kualitas service
VoIP yang dihasilkan. Semakin besarnya spesifikasi sebuah server VoIP, maka semakin bagus pula kualitas layanan yang
dihasilkan. Parameter kualitas layanan VoIP, dapat diukur dari delay, jitter, packet loss, dan mos yang
terjadi pada saat server VoIP
digunakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada
penulisan ini akan Membuat Sebuah Sever VoIP, sebagai solusi untuk meningkatkan QoS (Quality of Services) dari sebuah layanan VoIP dengan server tunggal. Setelah itu, akan dilakukan perbandingan terhadap
QoS (Quality of Services) yang dihasilkan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas dapat
disimpulkan beberapa, pokok permasalahan yaitu :
1. Bagaimana
spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang digunakan untuk membangun server
VoIP, agar mampu menangani banyak panggilan.
2. Bagaimana
pengaruh performa server terhadap QoS (Quality
of Service) yang dihasilkan dari sebuah layanan VoIP.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan agar penelitian
dalam penulisan ini menjadi lebih fokus dan terarah. Berikut adalah batasan
masalah yang ada pada pembuatan penulisan ini.
1.
Aplikasi
server VoIP yang digunakan adalah Asterisk.
2.
Sistem
operasi yang digunakan untuk server
adalah Linux Debian 6.
3.
Aplikasi
untuk menghubungkan perangkat server
dengan client yaitu Virtual Box.
4.
Sistem
operasi yang digunakan untuk client yaitu
adalah Windows 7.
5.
Softphone yang digunakan adalah X-Lite versi 3.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan
penulisan ini adalah.
1.
Membangun
server VoIP berbasis wireless dengan menggabungkan beberapa
komputer dengan spesifikasi yang rendah.
2.
Meningkatkan
performa server VoIP tunggal dengan wireless, untuk meningkatkan QoS (Quality of services) yang dihasilkan layanan VoIP.
3.
Menghubungkan
perangkat komputer dengan perangkat komputer agar dapat berkomunikasi satu sama lain di
jaringan VoIP.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penyusunan penulisan ini, penulis
menggunakan metode studi pustaka. Pada metode ini penulis mempelajari buku-buku
yang berhubungan dengan VoIP
dan referensi-referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan penulisan ilmiah
ini.
1.6 Perencanaan
dan Analisis
Tahap awal yang dilakukan oleh
penulis adalah merencanakan konsep dasar dan protoype dari aplikasi serta
menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi menggunakan Cisco Packet Tracer.
1.6.1 Perancangan
Umum
Dalam tahap ini, penulis akan
melakukan perancangan tampilan dari VoIP yang akan dibuat. Dalam merancang
program ini, penulis menggunakan flowchart
untuk menggambarkan alur dari panggilan VoIP untuk mempermudah dalam
pembuatan VoIP.
1.6.2 Implementasi
Penulis mengimplementasikan hasil
rancangan ke dalam sistem operasi debian sebagai server dan windows 7 sebagai client,
sedangkan software yang digunakan untuk server
adalah asterisk dan untuk client yaitu Softphone X-Lite.
1.6.3 Uji
Coba
Tahap ini adalah tahap akhir dari
pembuatan VoIP yaitu dengan mencoba jaringan VoIP yang telah dibuat pada
beberapa sampel client bersistem
operasi Windows 7.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan ini adalah :
1.
BAB I
: PENDAHULUAN, yaitu berisi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sitematika Penulisan.
2.
BAB
II : LANDASAN TEORI, yaitu berisi tentang Landasan teori untuk menunjang
penyelesaian masalah dalam penulisan ini. Landasan teori yang diberikan
meliputi: Teori dasar VoIP, Pengenalan IP Address, Jaringan Komputer,
software-software VoIP, bagian-bagian server VoIP.
3.
BAB
III : METODE PENELITIAN, yaitu berisi tentang cara penginstalan perangkat
lunak, software penunjang VoIP, cara menggunakan program VoIP pada Softphone X-Lite.
4.
BAB
IV : PEMBAHASAN, yaitu berisi tentang Membahas prinsip kerja aplikasi,
menjalankan aplikasi, konfigurasi dan hasil program yang telah dikerjakan serta
analisa dari sistem yang sudah dibuat tentang prinsip kerja VoIP.
5.
BAB V
: PENUTUP, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran untuk keperluan penerapan
maupun penulisan selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
VoIP
(Voice Over Internet Protocol)
Voice
Over Internet Protocol atau VoIP adalah teknologi yang memungkinkan percakapan
suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital
dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan
lewat sirkuit analog telepon biasa. Definisi VoIP adalah suara yang dikirim
melalui protokol internet (IP). Pada
jaringan suara konvesional pesawat telepon langsung terhubung dengan PABX (Privat Automated Branch exchange) atau
jika milik TELKOM terhubung langsung dengan STO (Sentral telepon Otomat) terdekat.
Dalam
STO ini ada daftar nomor-nomor telepon yang disusun secara bertingkat sesuai
dengan daerah cakupannya. Jika dari pesawat telepon tersebut mau menghubungi
rekan yang lain maka tuts pesawat telepon yang ditekan akan menginformasikan
lokasi yang dituju melalui nada-nada DTMF, kemudian jaringan akan cara otomatis
menghubungkan kedua titik tersebut.
Bentuk
paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer terhubung dengan
internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer
yang terhubung ke internet, mempunyai kartu suara yang dihubungkan dengan
speaker dan mikropon. Dengan dukungan perangkat lunak khusus, kedua pemakai
komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain.[1]
Untuk
membuat sistem VoIP, ada beberapa variasi penyambungan. Ada koneksi dari
komputer ke komputer dengan berbekal sound card dan head-set melalui jaringan
LAN maupun internet merupakan solusi paling murah tetapi cukup merepotkan,
karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat lunak (Softphone) yang
sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari komputer ke pesawat telepon IP (IP
Phone) maupun pesawat telepon biasa yang menggunakan gateway.[2]
2.2
Sejarah VoIP ( Voice Over Internet
Protocol)
Sejarah Perkembangan teknologi VoIP dimulai dari penemuan
telepon pada tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell. Kemudian dikembangkan lagi
teknologi PSTN ( Public Switched
Telephone Network ) yang sudah berkembang sampai sekarang. Beberapa tahun
kemudian mulai berkembang teknologi yang baru. Pembuatan Personal Computer (PC)
secara massal, system komunikasi telepon selular dan terakhir system
berdasarkan jaringan internet yang memberikan layanan e-mail, Chat dan
lain-lain.
Teknologi VoIP diperkenalkan setelah internet mulai
berkembang sekitar tahun 1995. Pada mulanya kemampuan mengirimkan suara melalui
internet hanya merupakan eksperimen dari beberapa orang atau perusahaan kecil.
Ini dimulai dengan perusahaan seperti Vocaltech
dan kemudian pada akhirnya diikuti oleh
Microsoft dengan program Netmeeting-nya. Pada saat itu jaringan komputer internet masih
sangat lambat. Di rumah-rumah (khususnya di Amerika) masih digunakan dial-up
dengan kecepatan 36,6 Kbyte. Backbone Internet pun masih kecil. Aplikasi yang
bersifat menghabiskan bandwidth, seperti misalnya suara atau video, masih
sangat terbatas penggunaannya di pusat penelitian yang memiliki bandwidth
besar.
Untuk di Indonesia komunitas pengguna atau pengembang
VoIP di masyarakat, berkembang di tahun 2000. Komunitas awal pengguna atau
pengembang VoIP adalah “VoIP Merdeka” yang dicetuskan oleh pakar internet
Indonesia, Onno W. Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323 yang merupakan
teknologi awal VoIP. Sentral VoIP Merdeka di 4 hosting di Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII).
Di tahun 2005, Anton Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai
mengembangkan VoIP jenis baru berbasis Session
Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP merupakan teknologi pengganti
H.323 yang sulit menembus proxy server. Di tahun 2006, infrastruktur VoIP SIP
di kenal sebagai VoIP Rakyat.[1]
2.3
Parameter
Quality of Services (QOS)
Sebagai jaringan yang didesain sejak awal sebagian
jaringan komunikasi data, jaringan internet mempunyai karakteristik yang
berbeda dibandingkan dengan jaringan telpon. Data mengalir di internet
memperebutkan bandwidth yang ada. Kecepatan sampainya data tergantung pada
banyak dan besar paket data diperlakukan dengan perlakukan yang sama. Kondisi
jaringan yang seperti ini berbeda dengan jaringan telepon biasa, dimana satu
kanal hanya dikhususkan untuk satu pembicara telepon. Tidak terdapat perebutan
bandwidth disana, akibatnya, kualitas suarapun terjaga.
QOS adalah suatu hasil kolektif dari berbagai parameter
performansi yang dapat menjadi patokan untuk menentukan tingkat kepuasan user
terhadap suatu layanan yang dipakai. Umumnya QOS dikaji dalam kerangka
peningkatan dan pengoptimalan kapasitas suatu jaringan untuk melakukan layanan
tertentu. Parameter-parameter yang dipakai untuk pengukuran QOS yaitu
delay/lantency, delay variation serta packet loss.
2.3.1
Delay / Latency
Delay merupakan waktu
antara inisiasi suatu transaksi oleh suatu pengirim sampai ada respon pertama
yang diterima oleh pengirim tersebut. Selain itu merupakan waktu yang
diperlukan untuk memindahkan paket dari sumber ke tujuan melalui jalur yang
sudah ditentukan. Percakapan interaktif menjadi terganggu ketika delay melebihi
100-150 ms, ketika melebihi 200 ms pemakai akan menemui gangguan dan menyatakan
bahwa kualitas suara itu sangat lemah. Untuk menyediakan kualitas suara yang
tinggi, jaringan IP Telephony harus mampu menjamin latency yang rendah. ITU-T
G.114 merekomendasikan batas maksimum yang diterima dalam perjalanan paket
adalah 300 ms antara kedua gateway IP Telephony (150 ms delay per jalur).
Ada banyak komponen
dari delay dalam sebuah jaringan yang perlu dipahami, termasuk di dalamnya
adalah packetization delay, queuing delay dan propagation delay.
a.
Packetization delay adalah
jumlah waktu yang diperlukan untuk mengambil codec yang digunakan untuk
melengkapi konversi dari analog ke digital. IP Telephony selalu menciptakan beberapa
ukuran delay, ketika algoritma yang mennspesifisikan “listen” atau contoh dari
suara yang dispesifikasi dalam periode waktu tertentu, diikuti oleh
packetization.
b.
Propagation delay adalah
waktu yang diperlukan untuk mengambil informasi melewati sebuah kabel copper,
fiber atau jalur wireless. Delay ini juga merupakan sebuah fungsi dari
kecepatan cahaya, konstanta yang universal dan kecepatan pensinyalan dari media
fisik. Sebagai contoh jika sebuah panggilan sudah melalui sebuah node transit
maka delay diperkenalkan.
c.
Queuing delay dibebankan
kepada suatu paket pada titik congestion (lalu lintas pada jaringan melebihi
kapasitas) ketika menantikan putarannya untuk diproses sementara paket yang
lain yang dikirim sebuah switch atau kabel. Sebagai contoh, ATM yang dikurangi
queuing delay-nya dengan membagi paket ke dalam bagian kecil, membungkus mereka
ke dalam sebuah sel, lalu meletakkan mereka ke dalam sebuah prioritas antrian
yang absolut. Karena sel-sel tersebut kecil maka prioritas queue yang terbesar
dapat dilayani lebih sering, mengurangi waktu tunggu untuk paket dalam sebuah
antrian ke dalam level yang deterministic. Bagaimanapun juga pada kecepatan
gigabit, waktu tunggu untuk lalu lintas yang mempunyai prioritas tinggi sangat
kecil sekali bahkan dibagai kondisi yang terburuk dalam kaitannya dengan
kecepatan link dan daya proses yang tersedia.
Gambar
2.1 Rumus Delay
2.3.2
Delay Variation (Jitter dan
Wander)
Delay
variation adalah perbedaan pada penundaan yang diperlihatkan oleh paket berbeda
yang menjadi bagian dari arus lalu lintas yang sama. Frekuensi tinggi pada
delay variation dikenal sebagai jitter, sedangkan frekuensi rendah pada delay
variation disebut wander. Jitter disebabkan terutama oleh perbedaan dalam
antrian waktu menunggu untuk paket yang berurutan di dalam suatu arus. Jenis
lalu lintas tertentu terutama real-time lalu lintas seperti suara adalah sangat
tidak toleran dalam jitter. Perbedaan waktu tiba paket menyebabkan choppiness
di dalam suara. Jitter berlebihan dapat diatasi dengan penyangga, tetapi dapat
menyebabkan permasalahan lain, seperti peristiwa “walkie-talkie” yang
disebabkan ketika dua sisi suatu percakapan mempunyai latency. Jitter harus
kurang dari 60 ms (60 ms = rata-rata mutu, 20 ms = mutu bea).
2.3.3
Packet Loss
Kerugian akibat kesalahan bit maupun
paket yang hilang mempunyai suatu dampak lebih besar atas jasa IP Telephony atau VoIP dibanding pada
data. Selama suatu transmisi suara, hilangnya berbagai bit atau paket suatu
arus boleh menyebabkan suatu letusan dapat didengar yang akan menjadi
mengganggu kepada pemakai. Di dalam suatu transmisi data, hilangnya bit tunggal
atau berbagai paket informasi hampir tidak pernah dicatat oleh para pemakai. Di
dalam kontras, selama suatu siaran video, paket berurutan yang hilang dapat
menyebabkan suatu glitch sesaat pada layar, tetapi video kemudian berproses
sama dengan dulu.
Bagaimanapun jika paket hilang menjadi mewabah, kemudian mutu dari semua transmisi
menurunkan pangkat. Tingkat kerugian paket harus kurang dari 5% untuk mutu
minimum dan kurang dari 1% untuk mutu bea. Hal yang dapat mempengaruhi packet loss ratio adalah penentuan
ambang batas delay dan drop probability pada algoritma penjadwalan.
Gambar
2.2 Rumus Packet Loss
2.4 Sinyal
Informasi
Data adalah suatu jenis informasi yang
disimpan atau didapatkan kembali pada sebuah komputer. Oleh karena itu,
jaringan mentransfer data dari satu komputer ke komputer yang lain. Data
tersebut dapat berupa pesan e-mail, file, web page, video, musik dan lain
sebagainya.
Sistem komunikasi jaringan pada
komputer melambangkan data dengan menggunakan kode-kode yang diwakili secara
efisien alat-alat elektronik dan gelombang radio. Sinyal tersebut membawa informasi
melalui sistem dari satu titik ke titik yang lain. Sinyal tersebut dapat berupa
sinyal digital atau analog.[9]
2.4.1 Sinyal Digital
Sinyal pada komputer memiliki irama amplitudo yang
berubah dari waktu ke waktu. Sinyal digital pada gambar 2.3 biasanya berupa
bilangan biner (dua digit), sehingga disebut dengan rangkaian digit biner (bit)
atau data biner. Untaian digital dalam komputer dengan mudah menyimpan dan
mengolah sinyal-sinyal digital tersebut ke dalam bentuk biner.
Gambar 2.3 Sinyal Digital Ideal pada komputer
Bilangan biner merupakan sebuah sistem yang hanya
menggunakan 0 dan 1 untuk merepresentasikan angka-angka. Konversi dari sistem
bilangan desimal ke bilangan biner mudah dijalankan tinggal menyimpan bilangan
biner tersebut.
Salah satu kelebihan sinyal digital adalah lebih mudah
diperbaiki. Saat sinyal merambat melalui medium udara, sinyal tersebut dapat
berbenturan dengan suara atau gelombang yang dapat merubah sinyal. Untuk
mengatasi memperbaiki sinyal tersebut, maka untaian digital dapat mendeteksi
jika ada denyut dalam periode waktu tertentu dan membuat denyut baru yang sama
dengan denyut digital yang dikirim sebelumnya. Sinyal digital dapat menjangkau
jarak jauh melalui periodik repeater sambil melindungi integritas informasi.
Berikut ini hal-hal yang menetapkan karakteristik penting pada sinyal digital:
- Kecepatan Data
Kecepatan data
menyesuaikan dengan kecepatan yang ditransfer sinyal digital. Karena itu
kecepatan data pada sinyal digital memberikan beberapa informasi mengenai lamanya
pengiriman data dari satu titik ke titik yang lain dan mengidentifikasi jumlah
bandwidth yang harus disuplai medium untuk mendukung sinyal secara efektif.
Kecepatan data dari sinyal sama dengan waktu tempuh jumlah total bit yang
ditransmisikan. Ukuran untuk kecepatan bit adalah bits per second (bps).
- Throughput
Throughput sama
dengan kecepatan data, akan tetapi kalkulasi throughput mengabaikan bit-bit
yang berhubungan dengan overhead pada protokol komunikasi. Tidak ada standar
untuk merepresentasikan throughput, kecuali jika memasukkan informasi aktual
yang dikirim menyebrangi jaringan. Karena itu, throughput memberikan solusi
yang akurat untuk merepresentasikan performa dan efisiensi jaringan yang
sebenarnya.
2.4.1 Sinyal Analog
Sinyal analog seperti ditunjukkan gambar 2.4, merupakan
salah satu amplitudo sinyal yang berubah secara terus-menerus dari waktu ke
waktu.
Gambar 2.4 Sinyal Analog Membawa Informasi
Melalui Medium Udara
Pada permulaan komunikasi elektronik, sebagian
besar komunikasi elektronik mengolah sinyal dalam bentuk analog karena input
informasinya berasal dari manusia. Sinyal analog memiliki amplitudo, voltase,
energi, dan frekuensi.
BAB III
PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN
3.1
Perancangan Jaringan VoIP
VoIP dapat ditempatkan pada berbagai topologi jaringan,
untuk merancang sebuah topologi yang tepat pada jaringan VoIP terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain: lokasi, jarak, dan biaya. Semua
kemungkinan yang akan terjadi haruslah difikirkan oleh admin jaringan tersebut
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam perancangan jaringan VoIP sederhana,
penulis menggunakan topologi vlan dengan menggunakan tiga buah perangkat keras
(hardware), dimana satu unit laptop
difungsikan sebagai server yang
menggunakan asterisk, lalu satu perangkat handphone sebagai client dan sebuah jaringan wireless
(modem).
3.2
Flowchart Jaringan VoIP
Untuk mempermudah penjelasan dari proses call, flowchart
pada gambar dibawah menjelaskan bagaimana langkah-langkah untuk menghubungi
user yang lain.
Gambar 3.1 :Flowchart Proses Call
Pertama-tama tentukan dahulu protokol apa yang akan
digunakan, di sini menggunakan protokol SIP. Bila memilih SIP maka menggunakan
softphone X-Lite. Kemudian adalah pengisian account pada masing-masing
softphone, jika sesuai dengan database pada server VoIP maka user tersebut
telah berhasil melakukan registrasi, sebaliknya jika salah maka akan timbul
peringatan error pada layar softphone dan user tersebut harus melakukan
pengisian account kembali sampai data tersebut sesuai dengan data yang ada pada
server VoIP.
Setelah berhasil melakukan registrasi maka softphone siap
untuk digunakan untuk menghubungi user lainnya. Implement merupakan tahap
dimana hasil analisa dan perencaan yang telah dibuat diterapkan, tahapan ini
meliputi instalasi, konfigurasi terhadap rancangan topologi yang sudah di buat.
Setelah itu memasuki tahapanOperate dimana dalam tahapan ini dilakukan
pengujian sesuai dengan parameter.
3.3
Instalasi, Konfigurasi Server dan
Client Jaringan VoIP
Implementasi sederhana yang dapat dilakukan dari aplikasi
VoIP adalah melakukan komunikasi antar komputer menggunakan softphone dan
headset yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker.
- Langkah selanjutnya adalah konfigurasi
asterisk pada debian, yaitu kita akan menambahkan user/account dari server
voip yang kita gunakan. Untuk melakukan konfigurasi dan menambahkan
account ketikan perintah nano /etc/asterisk/sip.conf.
Gambar
3.2 :Konfigurasi Asterisk
- Kemudian kita akan menambahkan extension
dari user/account yang sudah kita buat. Untuk menambahkan extension
lakukan konfigurasi pada file nano /etc/asterisk/extension.conf.
Gambar 3.3 :Konfigurasi Exten di Asterisk
- Setelah melakukan konfigurasi langkah
terakhir yaitu melakukan restart pada packet yang kita konfigurasi, agar
konfigurasi yang kita lakukan terupdate/sukses. Untuk melakukan restart
packet asterisk ketikan perintah service asterisk restart.
Gambar
3.4 :Restart Asterisk
3.3.1
Konfigurasi Asterisk Pada Debian
(Client)
1
Setelah
selesai download, jalankan software X-Lite tersebut dari folder download
computer. X-Lite akan install secara otomatis Microsoft .Net Framework terlebih
dahulu.
Gambar 3.5: Install NetFrameWork X-Lite
2
Setelah
selesai install .Net Framework, maka akan muncul otomatis menu install X-Lite,
tekan tombol Next untuk proses installasi.
Gambar 3.6 :Install X-Lite
3
Proses
installasi tidak rumit, cukup ikuti perintah, sampai muncul menu berikut, lalu
tekan tombol Finish.
Gambar 3.7: Install X-Lite Selesai
4
Konfigurasi
X-Lite, pada tahap ini akan dilanjutkan bagaimana cara untuk melakukan
konfigurasi X-Lite yang telah terinstall pada komputer. Buka program X-Lite,
setelah itu tekan tombol Account Setting. Isi konfigurasi User SIP Extensions
seperti berikut , setelah itu tekan tombol OK
Gambar 3.8 :Konfgurasi X-Lite Client
Keterangan :
·
Account
name : SIP Extension yang dibuat.
·
User ID
: Sama Seperti Account name, digunakan untuk Registration.
·
Domain :
Alamat IP Address.
·
Password
: Secret SIP Extension yang dibuat.
·
Display
name : Sama seperti Account name
·
Authorization
name : Sama Seperti Account name
5
Apabila
registration berhasil maka akan muncul keterangan “Account enabled". The
Phone is ready” dan X-Lite dapat digunakan untuk melakukan panggilan.
Gambar
3.9 :X-Lite Siap Digunakan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa VoIP adalah Protocol Teknologi yang menjadikan media
internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung.
Kualitas suara VoIP dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu kapasitas bandwidth,
tingkat hilang paket dan waktu tunda yang terjadi di dalam jaringan.
Kapasitas bandwidth
adalah ketersediaan sumber daya jaringan dalam bentuk lebar pita yang digunakan
untuk mentransmisikan data paket. Tingkat hilang paket adalah parameter yang
menyatakan besarnya laju kesalahan yang terjadi sepanjang jalur pengiriman data
paket dari pengirim ke penerima. Waktu tunda adalah parameter yang menyatakan
rentang waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket dari pengirim ke
penerima.
4.2
Saran
Dengan segala potensi
yang ada terutama sekali biaya yang relatif murah untuk percakapan jarak jauh,
VoIP sangat berpotensi dikembangkan. Paradigma bahwa PSTN adalah inti dari
jaringan suara harus dirubah bahwa telepon analog biasa adalah bagian dari IP Telephony,
yang mengakibatkan perkembangan IPTelePhony akan jauh berkembang dengan pesat
dibandingkan telepon analog biasa. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi
dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran
DAFTAR PUSTAKA
[1] Purbo,
Onno W.2007.Cikal Bakal “Telkom Rakyat” (Panduan Lengkap Seting VoIP).
[2] Hidayat.2009.Teknologi Voice over
Internet Protocol (VoIP) di
Indonesia.Palembang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya.
[3] Lusiana,
Wiwin.2009.Membangun Server VoIP Berbasis Asterisk dengan Sistem Operasi Ubuntu
9.04. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta.