Rabu, 23 Januari 2019

Tugas Pribadi Jaringan Komputer

Simulasi Topologi Jaringan 1 Server dan 3 Client
Pada Cisco



IP Server


IP Dede , Ragha, Pase




Tampilan Web Server



Tugas Kelompok Jaringan Komputer


UNIVERSITAS GUNDARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Mata Kuliah :

Jaringan Komputer Lanjut

Tugas : Membangun Sebuah Server VoIP.

Oleh :
Nama Anggota kelompok :

Alvin Maycelino                 (50415579)
Andi Yogaswara                  (50415688)
Dian Pramesti                     (51415848)
Khalidsyah K.P                   (53415572)
Yudha S. G                          (57415313)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang


Teknologi merupakan segala macam sarana yang menyediakan barang yang diperlukan untuk kenyamanan dan kelanjutan hidup manusia.Teknologi akan selalu berkembang seiring dengan rasa ketidak puasan manusia dalam menjalani hidupnya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu yang berkembang dengan pesat. Hal ini tidak lain karena dukungan jaringan internet yang sudah banyak tersedia dimana-mana.
Komunikasi sudah menjadi sebuah kebutuhan mutlak pada saat ini. Sarana komunikasi yang baik dibutuhkan untuk mendukung terciptanya komunikasi tersebut. Salah satu penyedia layanan komunikasi yang umum digunakan adalah Public Switched Telephone Network (PSTN). Salah satu teknologi yang dapat menjadi alternatif untuk kebutuhan komunikasi adalah Voice Over Internet Protocol (VoIP).
VoIP merupakan teknologi yang dapat melakukan panggilan suara, video dan data melalui jaringan internet. Teknologi ini dapat diterapkan untuk memanfaatkan jaringan internet yang ada selain hanya untuk sekedar mentransmisikan sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirim dengan menggunakan platform IP (Internet Protokol). Tekonologi VoIP ini tumbuh dengan cepat dan populer karena dapat membuat biaya panggilan telepon menjadi lebih murah bila dibanding dengan menggunakan jaringan PSTN. Tetapi dalam pengembangannya, VoIP mengalami kendala untuk membuat kualitas VoIP setara dengan PSTN.  [1]
Semakin besarnya pengguna layanan VoIP, menuntut sebuah server yang memiliki spesifikasi sumber daya yang cukup tinggi. Karena, selain faktor bandwith, dalam sistem VoIP performa server sangat berpengaruh pada kualitas service VoIP yang dihasilkan. Semakin besarnya spesifikasi sebuah server VoIP, maka semakin bagus pula kualitas layanan yang dihasilkan. Parameter kualitas layanan VoIP, dapat diukur dari delay, jitter, packet loss, dan mos yang terjadi pada saat server VoIP digunakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada penulisan ini akan Membuat Sebuah Sever VoIP, sebagai solusi untuk meningkatkan QoS (Quality of Services) dari sebuah layanan VoIP dengan server tunggal. Setelah itu, akan dilakukan perbandingan terhadap QoS (Quality of Services) yang dihasilkan.

1.2       Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa, pokok permasalahan yaitu :
1.      Bagaimana spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang digunakan untuk membangun server VoIP, agar mampu menangani banyak panggilan.
2.      Bagaimana pengaruh performa server terhadap QoS (Quality of Service) yang dihasilkan dari sebuah layanan VoIP.

1.3       Batasan Masalah


Batasan masalah digunakan agar penelitian dalam penulisan ini menjadi lebih fokus dan terarah. Berikut adalah batasan masalah yang ada pada pembuatan penulisan ini.
1.      Aplikasi server VoIP yang digunakan adalah Asterisk.
2.      Sistem operasi yang digunakan untuk server adalah Linux Debian 6.
3.      Aplikasi untuk menghubungkan perangkat server dengan client yaitu Virtual Box.
4.      Sistem operasi yang digunakan untuk client yaitu adalah Windows 7.
5.      Softphone yang digunakan adalah X-Lite versi 3.
1.4       Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan penulisan ini adalah.
1.      Membangun server VoIP berbasis wireless dengan menggabungkan beberapa komputer dengan spesifikasi yang rendah.
2.      Meningkatkan performa server VoIP tunggal dengan wireless, untuk meningkatkan QoS (Quality of services) yang dihasilkan layanan VoIP.
3.      Menghubungkan perangkat komputer dengan perangkat komputer agar dapat berkomunikasi satu sama lain di jaringan VoIP.
1.5       Metode Penelitian
Dalam penyusunan penulisan ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Pada metode ini penulis mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan VoIP dan referensi-referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
1.6       Perencanaan dan Analisis
            Tahap awal yang dilakukan oleh penulis adalah merencanakan konsep dasar dan protoype dari aplikasi serta menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi menggunakan Cisco Packet Tracer.
1.6.1    Perancangan Umum
            Dalam tahap ini, penulis akan melakukan perancangan tampilan dari VoIP yang akan dibuat. Dalam merancang program ini, penulis menggunakan flowchart untuk menggambarkan alur dari panggilan VoIP untuk mempermudah dalam pembuatan VoIP.
1.6.2    Implementasi
            Penulis mengimplementasikan hasil rancangan ke dalam sistem operasi debian sebagai server dan windows 7 sebagai client, sedangkan software yang digunakan untuk server adalah asterisk dan untuk client yaitu Softphone X-Lite.
1.6.3    Uji Coba
            Tahap ini adalah tahap akhir dari pembuatan VoIP yaitu dengan mencoba jaringan VoIP yang telah dibuat pada beberapa sampel client bersistem operasi Windows 7.
1.7       Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan ini adalah :
1.      BAB I : PENDAHULUAN, yaitu berisi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sitematika Penulisan.
2.      BAB II : LANDASAN TEORI, yaitu berisi tentang Landasan teori untuk menunjang penyelesaian masalah dalam penulisan ini. Landasan teori yang diberikan meliputi: Teori dasar VoIP, Pengenalan IP Address, Jaringan Komputer, software-software VoIP, bagian-bagian server VoIP.
3.      BAB III : METODE PENELITIAN, yaitu berisi tentang cara penginstalan perangkat lunak, software penunjang VoIP, cara menggunakan program VoIP pada Softphone X-Lite.
4.      BAB IV : PEMBAHASAN, yaitu berisi tentang Membahas prinsip kerja aplikasi, menjalankan aplikasi, konfigurasi dan hasil program yang telah dikerjakan serta analisa dari sistem yang sudah dibuat tentang prinsip kerja VoIP.
5.      BAB V : PENUTUP, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran untuk keperluan penerapan maupun penulisan selanjutnya.


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1         VoIP (Voice Over Internet Protocol)
Voice Over Internet Protocol atau VoIP adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa. Definisi VoIP adalah suara yang dikirim melalui protokol internet (IP). Pada jaringan suara konvesional pesawat telepon langsung terhubung dengan PABX (Privat Automated Branch exchange) atau jika milik TELKOM terhubung langsung dengan STO (Sentral telepon Otomat) terdekat.
Dalam STO ini ada daftar nomor-nomor telepon yang disusun secara bertingkat sesuai dengan daerah cakupannya. Jika dari pesawat telepon tersebut mau menghubungi rekan yang lain maka tuts pesawat telepon yang ditekan akan menginformasikan lokasi yang dituju melalui nada-nada DTMF, kemudian jaringan akan cara otomatis menghubungkan kedua titik tersebut.
Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke internet, mempunyai kartu suara yang dihubungkan dengan speaker dan mikropon. Dengan dukungan perangkat lunak khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain.[1]
Untuk membuat sistem VoIP, ada beberapa variasi penyambungan. Ada koneksi dari komputer ke komputer dengan berbekal sound card dan head-set melalui jaringan LAN maupun internet merupakan solusi paling murah tetapi cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat lunak (Softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari komputer ke pesawat telepon IP (IP Phone) maupun pesawat telepon biasa yang menggunakan gateway.[2]
2.2        Sejarah VoIP ( Voice Over Internet Protocol)
Sejarah Perkembangan teknologi VoIP dimulai dari penemuan telepon pada tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell. Kemudian dikembangkan lagi teknologi PSTN ( Public Switched Telephone Network ) yang sudah berkembang sampai sekarang. Beberapa tahun kemudian mulai berkembang teknologi yang baru. Pembuatan Personal Computer (PC) secara massal, system komunikasi telepon selular dan terakhir system berdasarkan jaringan internet yang memberikan layanan e-mail, Chat dan lain-lain.
Teknologi VoIP diperkenalkan setelah internet mulai berkembang sekitar tahun 1995. Pada mulanya kemampuan mengirimkan suara melalui internet hanya merupakan eksperimen dari beberapa orang atau perusahaan kecil. Ini dimulai dengan perusahaan seperti Vocaltech dan kemudian pada akhirnya diikuti oleh
Microsoft dengan program Netmeeting-nya. Pada saat itu jaringan komputer internet masih sangat lambat. Di rumah-rumah (khususnya di Amerika) masih digunakan dial-up dengan kecepatan 36,6 Kbyte. Backbone Internet pun masih kecil. Aplikasi yang bersifat menghabiskan bandwidth, seperti misalnya suara atau video, masih sangat terbatas penggunaannya di pusat penelitian yang memiliki bandwidth besar.
Untuk di Indonesia komunitas pengguna atau pengembang VoIP di masyarakat, berkembang di tahun 2000. Komunitas awal pengguna atau pengembang VoIP adalah “VoIP Merdeka” yang dicetuskan oleh pakar internet Indonesia, Onno W. Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323 yang merupakan teknologi awal VoIP. Sentral VoIP Merdeka di 4 hosting di Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII). Di tahun 2005, Anton Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai mengembangkan VoIP jenis baru berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP merupakan teknologi pengganti H.323 yang sulit menembus proxy server. Di tahun 2006, infrastruktur VoIP SIP di kenal sebagai VoIP Rakyat.[1]
2.3        Parameter Quality of Services (QOS)
Sebagai jaringan yang didesain sejak awal sebagian jaringan komunikasi data, jaringan internet mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan jaringan telpon. Data mengalir di internet memperebutkan bandwidth yang ada. Kecepatan sampainya data tergantung pada banyak dan besar paket data diperlakukan dengan perlakukan yang sama. Kondisi jaringan yang seperti ini berbeda dengan jaringan telepon biasa, dimana satu kanal hanya dikhususkan untuk satu pembicara telepon. Tidak terdapat perebutan bandwidth disana, akibatnya, kualitas suarapun terjaga.
QOS adalah suatu hasil kolektif dari berbagai parameter performansi yang dapat menjadi patokan untuk menentukan tingkat kepuasan user terhadap suatu layanan yang dipakai. Umumnya QOS dikaji dalam kerangka peningkatan dan pengoptimalan kapasitas suatu jaringan untuk melakukan layanan tertentu. Parameter-parameter yang dipakai untuk pengukuran QOS yaitu delay/lantency, delay variation serta packet loss.
2.3.1        Delay / Latency
Delay merupakan waktu antara inisiasi suatu transaksi oleh suatu pengirim sampai ada respon pertama yang diterima oleh pengirim tersebut. Selain itu merupakan waktu yang diperlukan untuk memindahkan paket dari sumber ke tujuan melalui jalur yang sudah ditentukan. Percakapan interaktif menjadi terganggu ketika delay melebihi 100-150 ms, ketika melebihi 200 ms pemakai akan menemui gangguan dan menyatakan bahwa kualitas suara itu sangat lemah. Untuk menyediakan kualitas suara yang tinggi, jaringan IP Telephony harus mampu menjamin latency yang rendah. ITU-T G.114 merekomendasikan batas maksimum yang diterima dalam perjalanan paket adalah 300 ms antara kedua gateway IP Telephony (150 ms delay per jalur).
Ada banyak komponen dari delay dalam sebuah jaringan yang perlu dipahami, termasuk di dalamnya adalah packetization delay, queuing delay dan propagation delay.
a.       Packetization delay adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengambil codec yang digunakan untuk melengkapi konversi dari analog ke digital. IP Telephony selalu menciptakan beberapa ukuran delay, ketika algoritma yang mennspesifisikan “listen” atau contoh dari suara yang dispesifikasi dalam periode waktu tertentu, diikuti oleh packetization.
b.      Propagation delay adalah waktu yang diperlukan untuk mengambil informasi melewati sebuah kabel copper, fiber atau jalur wireless. Delay ini juga merupakan sebuah fungsi dari kecepatan cahaya, konstanta yang universal dan kecepatan pensinyalan dari media fisik. Sebagai contoh jika sebuah panggilan sudah melalui sebuah node transit maka delay diperkenalkan.
c.       Queuing delay dibebankan kepada suatu paket pada titik congestion (lalu lintas pada jaringan melebihi kapasitas) ketika menantikan putarannya untuk diproses sementara paket yang lain yang dikirim sebuah switch atau kabel. Sebagai contoh, ATM yang dikurangi queuing delay-nya dengan membagi paket ke dalam bagian kecil, membungkus mereka ke dalam sebuah sel, lalu meletakkan mereka ke dalam sebuah prioritas antrian yang absolut. Karena sel-sel tersebut kecil maka prioritas queue yang terbesar dapat dilayani lebih sering, mengurangi waktu tunggu untuk paket dalam sebuah antrian ke dalam level yang deterministic. Bagaimanapun juga pada kecepatan gigabit, waktu tunggu untuk lalu lintas yang mempunyai prioritas tinggi sangat kecil sekali bahkan dibagai kondisi yang terburuk dalam kaitannya dengan kecepatan link dan daya proses yang tersedia.
Gambar 2.1 Rumus Delay
2.3.2        Delay Variation (Jitter dan Wander)
Delay variation adalah perbedaan pada penundaan yang diperlihatkan oleh paket berbeda yang menjadi bagian dari arus lalu lintas yang sama. Frekuensi tinggi pada delay variation dikenal sebagai jitter, sedangkan frekuensi rendah pada delay variation disebut wander. Jitter disebabkan terutama oleh perbedaan dalam antrian waktu menunggu untuk paket yang berurutan di dalam suatu arus. Jenis lalu lintas tertentu terutama real-time lalu lintas seperti suara adalah sangat tidak toleran dalam jitter. Perbedaan waktu tiba paket menyebabkan choppiness di dalam suara. Jitter berlebihan dapat diatasi dengan penyangga, tetapi dapat menyebabkan permasalahan lain, seperti peristiwa “walkie-talkie” yang disebabkan ketika dua sisi suatu percakapan mempunyai latency. Jitter harus kurang dari 60 ms (60 ms = rata-rata mutu, 20 ms = mutu bea).
2.3.3        Packet Loss
Kerugian akibat kesalahan bit maupun paket yang hilang mempunyai suatu dampak lebih besar atas jasa IP Telephony atau VoIP dibanding pada data. Selama suatu transmisi suara, hilangnya berbagai bit atau paket suatu arus boleh menyebabkan suatu letusan dapat didengar yang akan menjadi mengganggu kepada pemakai. Di dalam suatu transmisi data, hilangnya bit tunggal atau berbagai paket informasi hampir tidak pernah dicatat oleh para pemakai. Di dalam kontras, selama suatu siaran video, paket berurutan yang hilang dapat menyebabkan suatu glitch sesaat pada layar, tetapi video kemudian berproses sama dengan dulu.

Bagaimanapun jika paket hilang menjadi mewabah, kemudian mutu dari semua transmisi menurunkan pangkat. Tingkat kerugian paket harus kurang dari 5% untuk mutu minimum dan kurang dari 1% untuk mutu bea. Hal yang dapat mempengaruhi packet loss ratio adalah penentuan ambang batas delay dan drop probability pada algoritma penjadwalan.



Gambar 2.2 Rumus Packet Loss

2.4       Sinyal Informasi

Data adalah suatu jenis informasi yang disimpan atau didapatkan kembali pada sebuah komputer. Oleh karena itu, jaringan mentransfer data dari satu komputer ke komputer yang lain. Data tersebut dapat berupa pesan e-mail, file, web page, video, musik dan lain sebagainya.
Sistem komunikasi jaringan pada komputer melambangkan data dengan menggunakan kode-kode yang diwakili secara efisien alat-alat elektronik dan gelombang radio. Sinyal tersebut membawa informasi melalui sistem dari satu titik ke titik yang lain. Sinyal tersebut dapat berupa sinyal digital atau analog.[9]
2.4.1    Sinyal Digital
Sinyal pada komputer memiliki irama amplitudo yang berubah dari waktu ke waktu. Sinyal digital pada gambar 2.3 biasanya berupa bilangan biner (dua digit), sehingga disebut dengan rangkaian digit biner (bit) atau data biner. Untaian digital dalam komputer dengan mudah menyimpan dan mengolah sinyal-sinyal digital tersebut ke dalam bentuk biner.
Gambar 2.3 Sinyal Digital Ideal pada komputer
Bilangan biner merupakan sebuah sistem yang hanya menggunakan 0 dan 1 untuk merepresentasikan angka-angka. Konversi dari sistem bilangan desimal ke bilangan biner mudah dijalankan tinggal menyimpan bilangan biner tersebut.
Salah satu kelebihan sinyal digital adalah lebih mudah diperbaiki. Saat sinyal merambat melalui medium udara, sinyal tersebut dapat berbenturan dengan suara atau gelombang yang dapat merubah sinyal. Untuk mengatasi memperbaiki sinyal tersebut, maka untaian digital dapat mendeteksi jika ada denyut dalam periode waktu tertentu dan membuat denyut baru yang sama dengan denyut digital yang dikirim sebelumnya. Sinyal digital dapat menjangkau jarak jauh melalui periodik repeater sambil melindungi integritas informasi. Berikut ini hal-hal yang menetapkan karakteristik penting pada sinyal digital:
  1. Kecepatan Data
Kecepatan data menyesuaikan dengan kecepatan yang ditransfer sinyal digital. Karena itu kecepatan data pada sinyal digital memberikan beberapa informasi mengenai lamanya pengiriman data dari satu titik ke titik yang lain dan mengidentifikasi jumlah bandwidth yang harus disuplai medium untuk mendukung sinyal secara efektif. Kecepatan data dari sinyal sama dengan waktu tempuh jumlah total bit yang ditransmisikan. Ukuran untuk kecepatan bit adalah bits per second (bps).
  1. Throughput
Throughput sama dengan kecepatan data, akan tetapi kalkulasi throughput mengabaikan bit-bit yang berhubungan dengan overhead pada protokol komunikasi. Tidak ada standar untuk merepresentasikan throughput, kecuali jika memasukkan informasi aktual yang dikirim menyebrangi jaringan. Karena itu, throughput memberikan solusi yang akurat untuk merepresentasikan performa dan efisiensi jaringan yang sebenarnya.
2.4.1    Sinyal Analog
Sinyal analog seperti ditunjukkan gambar 2.4, merupakan salah satu amplitudo sinyal yang berubah secara terus-menerus dari waktu ke waktu.

Gambar 2.4 Sinyal Analog Membawa Informasi Melalui Medium Udara
Pada permulaan komunikasi elektronik, sebagian besar komunikasi elektronik mengolah sinyal dalam bentuk analog karena input informasinya berasal dari manusia. Sinyal analog memiliki amplitudo, voltase, energi, dan frekuensi.




BAB III
PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN
3.1        Perancangan Jaringan VoIP
VoIP dapat ditempatkan pada berbagai topologi jaringan, untuk merancang sebuah topologi yang tepat pada jaringan VoIP terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: lokasi, jarak, dan biaya. Semua kemungkinan yang akan terjadi haruslah difikirkan oleh admin jaringan tersebut untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dalam perancangan jaringan VoIP sederhana, penulis menggunakan topologi vlan dengan menggunakan tiga buah perangkat keras (hardware), dimana satu unit laptop difungsikan sebagai server yang menggunakan asterisk, lalu satu perangkat handphone sebagai client dan sebuah jaringan wireless (modem).
3.2        Flowchart Jaringan VoIP
Untuk mempermudah penjelasan dari proses call, flowchart pada gambar dibawah menjelaskan bagaimana langkah-langkah untuk menghubungi user yang lain.

Gambar 3.1 :Flowchart Proses Call
Pertama-tama tentukan dahulu protokol apa yang akan digunakan, di sini menggunakan protokol SIP. Bila memilih SIP maka menggunakan softphone X-Lite. Kemudian adalah pengisian account pada masing-masing softphone, jika sesuai dengan database pada server VoIP maka user tersebut telah berhasil melakukan registrasi, sebaliknya jika salah maka akan timbul peringatan error pada layar softphone dan user tersebut harus melakukan pengisian account kembali sampai data tersebut sesuai dengan data yang ada pada server VoIP.
Setelah berhasil melakukan registrasi maka softphone siap untuk digunakan untuk menghubungi user lainnya. Implement merupakan tahap dimana hasil analisa dan perencaan yang telah dibuat diterapkan, tahapan ini meliputi instalasi, konfigurasi terhadap rancangan topologi yang sudah di buat. Setelah itu memasuki tahapanOperate dimana dalam tahapan ini dilakukan pengujian sesuai dengan parameter.
3.3        Instalasi, Konfigurasi Server dan Client Jaringan VoIP
Implementasi sederhana yang dapat dilakukan dari aplikasi VoIP adalah melakukan komunikasi antar komputer menggunakan softphone dan headset yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker.
  1. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi asterisk pada debian, yaitu kita akan menambahkan user/account dari server voip yang kita gunakan. Untuk melakukan konfigurasi dan menambahkan account ketikan perintah nano /etc/asterisk/sip.conf.

Gambar 3.2 :Konfigurasi Asterisk
  1. Kemudian kita akan menambahkan extension dari user/account yang sudah kita buat. Untuk menambahkan extension lakukan konfigurasi pada file nano /etc/asterisk/extension.conf.

Gambar 3.3 :Konfigurasi Exten di Asterisk
  1. Setelah melakukan konfigurasi langkah terakhir yaitu melakukan restart pada packet yang kita konfigurasi, agar konfigurasi yang kita lakukan terupdate/sukses. Untuk melakukan restart packet asterisk ketikan perintah service asterisk restart.

Gambar 3.4 :Restart Asterisk
3.3.1        Konfigurasi Asterisk Pada Debian (Client)
1        Setelah selesai download, jalankan software X-Lite tersebut dari folder download computer. X-Lite akan install secara otomatis Microsoft .Net Framework terlebih dahulu.

Gambar 3.5: Install NetFrameWork X-Lite
2        Setelah selesai install .Net Framework, maka akan muncul otomatis menu install X-Lite, tekan tombol Next untuk proses installasi.

Gambar 3.6 :Install X-Lite
3        Proses installasi tidak rumit, cukup ikuti perintah, sampai muncul menu berikut, lalu tekan tombol Finish.

Gambar 3.7: Install X-Lite Selesai
4        Konfigurasi X-Lite, pada tahap ini akan dilanjutkan bagaimana cara untuk melakukan konfigurasi X-Lite yang telah terinstall pada komputer. Buka program X-Lite, setelah itu tekan tombol Account Setting. Isi konfigurasi User SIP Extensions seperti berikut , setelah itu tekan tombol OK



Gambar 3.8 :Konfgurasi X-Lite Client

Keterangan :
·         Account name : SIP Extension yang dibuat.
·         User ID : Sama Seperti Account name, digunakan untuk Registration.
·         Domain : Alamat IP Address.
·         Password : Secret SIP Extension yang dibuat.
·         Display name : Sama seperti Account name
·         Authorization name : Sama Seperti Account name
5        Apabila registration berhasil maka akan muncul keterangan “Account enabled". The Phone is ready” dan X-Lite dapat digunakan untuk melakukan panggilan.

Gambar 3.9 :X-Lite Siap Digunakan




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1        Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa VoIP adalah Protocol Teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Kualitas suara VoIP dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu kapasitas bandwidth, tingkat hilang paket dan waktu tunda yang terjadi di dalam jaringan.
Kapasitas bandwidth adalah ketersediaan sumber daya jaringan dalam bentuk lebar pita yang digunakan untuk mentransmisikan data paket. Tingkat hilang paket adalah parameter yang menyatakan besarnya laju kesalahan yang terjadi sepanjang jalur pengiriman data paket dari pengirim ke penerima. Waktu tunda adalah parameter yang menyatakan rentang waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket dari pengirim ke penerima.
4.2           Saran
Dengan segala potensi yang ada terutama sekali biaya yang relatif murah untuk percakapan jarak jauh, VoIP sangat berpotensi dikembangkan. Paradigma bahwa PSTN adalah inti dari jaringan suara harus dirubah bahwa telepon analog biasa adalah bagian dari IP Telephony, yang mengakibatkan perkembangan IPTelePhony akan jauh berkembang dengan pesat dibandingkan telepon analog biasa. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran

DAFTAR PUSTAKA
[1]  Purbo, Onno W.2007.Cikal Bakal “Telkom Rakyat” (Panduan Lengkap Seting VoIP).
[2]  Hidayat.2009.Teknologi  Voice over  Internet  Protocol  (VoIP) di  Indonesia.Palembang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya.
[3]  Lusiana, Wiwin.2009.Membangun Server VoIP Berbasis Asterisk dengan Sistem Operasi Ubuntu 9.04. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.